Text
Konstruksi Kayu
Kayu merupakan bahan bangunan dapat diperbaharui (renewable). Namun,
ketersediaannya semakin menipis karena kebutuhan yang cukup tinggi, sehingga
dibutuhkan alternatif untuk mengurangi penggunaan untuk bahan konstruksi, salahsatunya adalah teknik laminasi dengan menggabungkan kayu lunak dengan material
keras. Material yang digunakan pada penelitian ini adalah kayu mindi dan bambu
petung.
Dalam konstruksi kayu, sambungan menjadi bagian yang perlu didesain dengan
baik karena kegagalan pada sambungan dapat mengakibatkan keruntuhan struktur
bangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan yang dapat
dihasilkan oleh balok komposit laminasi bambu petung dengan kayu mindi
menggunakan alat sambung pasak bambu diameter 10 mm, 15 mm, dan 20 mm. Nilai
tahanan lateral (Z) dapat diprediksi menggunakan teori European Yield Model (EYM)
dan SNI 7973:2013 mengenai spesifikasi desain untuk konstruksi kayu. Dalam
perhitungan teoritis dibutuhkan nilai kuat lentur pasak, kuat tumpu, dan geometri
benda uji.
Hasil pengujian menunjukan nilai rata-rata Z teoritis, menggunakan teori
European Yield Model (EYM) alat sambung pasak bambu 10 mm, 15 mm, dan 20 mm
berurutan sebesar 0,592 KN; 0,623 KN; dan 0,676 KN. Sedangkan rata-rata Z
menggunakan SNI 7973:2013 alat sambung pasak bambu 10 mm, 15 mm, dan 20 mm
berurutan sebesar 2,046 KN; 3,792 KN; dan 5,685 KN. Dan nilai Z ekperimental alat
sambung pasak bambu 10 mm, 15 mm, dan 20 mm berurutan cenderung lebih besar
dibanding rata-rata nilai Z teoritis sebesar 7,249 KN; 12,979 KN; dan 15,251 KN.
Tidak tersedia versi lain