Penyakit stroke di Indonesia menduduki peringkat ke 3 di dunia sebagai penyebab kematian. Stroke merupakan salah satu penyakit yang tidak menular, stroke terjadi akibat adanya gangguan peredaran darah otak yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Hepatotoksik merupakan keadaan dimana sel hati mengalami kerusakan zat-zat kimia yang bersifat toksik. Tingkat hepatotoksik di hati dapat dilihat dari peningkatan nilai enzim ALT dan AST. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran penggunaan obat yang memiliki tingkat hepatotoksik pada pengobatan pasien stroke di ruang ICU. Menggunakan metode deskriptif, pengambilan data dilakukan dengan cara retrospektif melalui catatan rekam medis dengan penyakit stroke di ruang ICU. Hasil penelitian menunjukkan, karakteristik pasien stroke dengan rentang usia terbanyak penderita stroke 45-49 tahun sebanyak 15 orang (25%) dan 55-59 tahun 14 orang (23,33%), mayoritas pasien stroke laki-laki 36 orang (60%) dan perempuan 24 orang (40%). Pasien menderita stroke hemoragik 37 pasien (61,66) dan stroke iskemik 23 pasien (38,33%). Penyakit penyerta yang banyak diderita hipertensi 44 orang (38,26%) dan penumonia 36 orang (31,30%), kelompok terapi stroke terbanyak golongan kardiovaskuler, analgesik, gastrointestinal. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan pasien mengalami tingkat hepatotoksik rendah sebanyak 47 orang (78,1%), sedang 11 orang (18,33%) dan sangat tinggi 2 orang (4,36%).